Nama CGP : Muhammad Reza Fahlevi, S.Pd
Angkatan : 8
Asal : Kota Langsa
Instansi : SMP Negeri 8 Langsa
Koneksi Antar Materi – Modul 3.1
“Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan Sebagai Pemimpin”
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin?
Ing
Ngarso Sung Tuladha Filosofi ini menegaskan bahwa kita sebagai
pemimpin pembelajaran hendaknya memberikan teladan yang bijak dalam pengambilan
keputusan.
Ing
Madyo Mangun Karso. Filosofi ini menegaskan bahwa
dalam pengambilan keputusan hendannya kita mampu memberdayakan dan membangun
kerukunan murid.
Tut Wuri Handayani. Filosofi ini menegaskan bahwa pemimpin dalam pengambilan keputusan yang diambil hendaknya mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan minat murid.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam
dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?
Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab harus didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri setiap para pendidik. Nilai-nilai ini sangat mempengaruhi kita dalam pengambilan keputusan yang kita lakukan sehingga dapat menimbulkan rasa keadilan dan tanggung jawab. Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya, sedangkan tanggung jawab yaitu mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih. Nilai ini harus ditanamkan sejak dini agar dapat menjadi bijak dalam pengambilan keputusan
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang
telah dibahas pada sebelumnya.
Salah satu tujuan coaching adalah menggali potensi
yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi
pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal yang positif yang
berpihak pada murid. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan etika nilai-nilai
kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan
menciptakan budaya positif Dilingkungan sekolah. Dengan coaching guru dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai
coach yang baik guru memiliki harapan kepada seluruh siswanya agar dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya yang diberikan disekolah sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat manusia.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial Emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Seorang guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, akan menunjukan integritas dan tanggung jawab dalam memutuskan masalah yang berkaitan dengan dilemma Etika.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang
fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik seperti
keadilan, kemanusiaan, tanggung jawab, kejujuran, dan lain-lain akan sangat
mempengaruhi kita sebagai pendidik dalam mengambil sebuah keputusan baik yang
berupa dilema Etika maupun bujukan moral. Karena nilai ini akan menjadi dasar
seorang pendidik untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang muncul dalam kasus
dilemma etika maupun bujukan moral. keputusan yang diambil akan semakin tepat
dan menjadi keputusan yang dapat memenuhi kebutuhan murid berdasarkan nilai-nilai
kebenaran dan kebajikan
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.
Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada
imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan
yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan
tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan
lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat
belajar dengan baik dan mengembangkan kompetensinya. Olehnya itu dibutuhkan
suatu keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai
kebajikan.
7. Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan muncul ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Pada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilemma Etika, dibutuhkan suatu kejelian dan analisisnya. Akankah menggunakan prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, ataukah berpikir berbasis rasa peduli. Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun semua keputusan pasti ada resiko. Hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu masalah bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan
yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi
murid kita yang berbeda-beda?
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang berpihak
kepada murid kita yang berbeda-beda, kita harus mengetahui kesiapan, minat, dan
profil belajar murid terlebih dahulu. Dengan memahami hal tersebut maka kita
akan mampu menyusun pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran
berdiferensiasi baik dari sisi konten, proses, maupun produknya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus lebih berhati hati dalam pengambilan keputusan. Karena keputusan yang kita ambil akan berdampak pada kehidupan murid kita nantinya. Sehingga apapun yang kita putuskan akan memberi pengaruh besar dalam kehidupan mereka.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari
pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah
pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
dan berlandaskan kepada Filosofi Ki Hajar Dewantara yang di kaitkan sebagai
pemimpin pembelajaran. Kita juga harus mampu memahami kebutuhan belajar murid
kita yang bberagam dan mampu untuk mengelola sosial emosional murid kita
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang modul 3.1 adalah tentang
penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan
keputusan. Di mana pemahan saya tentang hal tersebut saya gunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs
benar (dilemma Etika) dan benar vs salah (bujukan Moral).
Hal diluar dugaan saya adalah ketika kita
menghadapi kasus dilemma etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar
muncul solusi yang bisa diterima oleh semua pihak.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah
Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil
keputusan dengan situasi dilemma etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah
pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya memberikan
hukuman kepada anak yang tidak mengerjakan tugasnya di rumah. Tidak melakukan
uji benar vs benar. Setelah mempelajari modul ini saya paham bahwa dilemma
etika tidak bisa dihindari dan kadang kita harus memunculkan opsi trilema agar
mendapatkan solusi yang terbaik bagi semua.
13. Bagaimana dampak mempelajari
konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda
dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Dampak yang saya rasakan setelah mempelajari modul
ini adalah banyak ilmu yang saya terima dan sangat bermanfaat untuk hari ini
dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajar memberikan dampak yang luar
biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir
bahwa dalam pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata
banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika yaitu individu
lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan rasa kesetiaan,
jangka pendek lawan jangka panjang, serta konsep pengambilan dan pengujian
keputusan. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu
bberpihak pada murid.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul
ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sebagai individu, modul ini sangat penting bagi
saya, karena dapat membuat saya mengerti bagaimana langkah-langkah yang harus
saya terapkan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, serta
keputusan yang berhubungan dengan pribadi saya.
Sebagai
pemimpin pembelajaran, modul ini sangat penting karena keputusan yang
kita ambil akan menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga apa yang telah
kita putuskan dapat dipertanggungjawabkan serta langkah-langkah yang tepat
dalam pengambilan keputusan yang ditetapkan.
Sekian dan Terimakasih
Salam Guru Penggerak
Guru Hebat Indonesia Maju
2023
0 Komentar